PEMBAHASAN

A.  Tujuan Evaluasi Program
Tujuan dari diadakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, karena evaluator program ingin mengetahui bagian mana dari komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya. Oleh karena itu, sebelum mulai dengan langkah evaluasi, evaluator perlu memperjelas dirinya dengn apa tujuan program yang akan di evaluasi. [1]
Implementasi program harus senantiasa di evaluasi untuk melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai maksud pelaksanaan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi, program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat efektifitasnya.[2]
Dengan demikian, kebijakan-kebijakan baru sehubungan dengan program itu tidak akan didukung oleh data. Karenanya, evaluasi program bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan (decision maker) untuk memutuskan apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah program.[3]
Jadi, evaluasi hendaknya bertujuan dalam membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari stakeholders.

B.  Manfaat Evaluasi Program
Dalam organisasi pendidikan, evalusi program dapat disama artikan dengan kegiatan supervisi pengawasan. Secara singkat, supervisi diartikan sebagai upaya mengadakan peninjauan untuk memberikan pembinaan maka evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat pula.
Kesalahan yang terjadi di masyarakat beberapa waktu yang lalu, yaitu supervisi hanya menekankan aspek ketata usahaan saja. Jika konsepnya seperti itu, maka ada perbedaan antara evaluasi program dengan supervisi. Jika supervisi di lembaga pendidikan dilakukan dengan objek buku-buku dan pekerjaan clerical work maka evaluasi program dilakukan dengan objek lembaga pendidikan secara keseluruhan. Kebijakan supervisi yang berlangsung saat ini dapat dikatakan sama dengan evaluasi  program, tetapi sasarannya ditekankan pada kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, prestasi belajar menjadi titik pusat perhatian. Oleh karena tujuan utamanya memperhatikan prestasi belajar bidang studi atau mata pelajaran maka sepervisor (yang di dalam praktik disebut pengawas) di syaratkan memiliki latar belakang bidang studi tertentu dan harus memiliki pengalaman menjadi guru.
Berdasarkan pengertian diatas supervisi sekolah yang diartikan sebagai evaluasi program, dapat disama artikan dengan validasi lembaga dan akreditasi. Evaluasi program merupakan langkah awal dari proses akreditasi dan validasi lembaga. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa: Evaluasi program pendidikan tidak lain adalah supervisi pendidikan dalam pengertian khusus, tertuju pada lembaga secara keseluruhan.
Manfaat evaluasi program
·      Bagi Lembaga
Untuk meningkatkan pogram dalam mencapai tujuan, Sbg pertanggung jawaban atas tugas kepada stake holder, pimpinan, sponsor. Dan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan bahwa program perlu dilanjutkan, program perlu dilanjutkan, ditambah dananya karena merasa perlu, dana dikurangi karena kurang manfaatnya. Atau program dihentikan sama sekali karena menimbulkan dampak negative.
·      Bagi pimpinan
Menentukan nilai suatu objek / peristiwa dalam konteks tertentu, guna meningkatkan atau memperbaiki suatu keadaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil alternative kebijakan.[4]
C.  Evaluator Program
Yang dimaksud dengan evaluator adalah petugas evaluasi program. Untuk dapat menjadi seorang evaluator seseorang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: [5]
1.      Mampu melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh evaluator adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang di dukung oleh teori dan keterampilan praktik.
2.      Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan di evaluasi.
3.      Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
4.      Sabar dan tekun, agar didalam melaksanakan tugas di mulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.
5.      Hati-hati dan bertanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung resiko atas segala kesalahannya.
Berdasarkan persyaratan diatas dapat di simpulkan bahwa tidak semua orang dapat menjadi evaluator. Ada dua kemungkinan asal (dari mana) orang dapat untuk dapat menjadi evaluator program ditinjau dari program yang di evaluasi. Masing-masing mempunyai kelbihan dan kekurangan. Menentukan asal evaluator harus mempertimbangkan keterkaitan orang yang bersangkutan dengan program yang akan di evaluasi. Berdasarkan pertimbangan tersebut evaluator dapat di klasifikasikan menjadi dua macam, yaitu evaluator dalam dan evaluator luar.
1.    Evaluator Dalam (Internal Evaluator)
Yang dimaksud dengan evaluator dalam adalah petugas evaluasi program yang sekaligus merupakan salah seorang dari petugas atau anggota pelaksana program yang di evaluasi. Adapun kelebihan dan kekurangan dari evaluator dalam yaitu:[6]
a.    Kelebihan:
1)      Evaluator memahami betul program yang akan di evaluasi sehingga kekhawatiran untuk tidak atau kurang tepatnya sasaran tidak perlu ada. Dengan kata lain, evaluasi tepat pada sasaran.
2)      Karena evaluator adalah orang dalam, pengambil keputusan tidak perlu banyak mengeluarkan dana untuk membayar petugas evaluasi.
b.    Kekurangan:
1)      Adanya unsur subjektivitas dari evalutor, sehingga berusaha menyampaiakn aspek positif dari program yang di evaluasi dan menginginkan agar kebijakan tersebut dapat di implementasikan dengan baik pula. Dengan kata lain, evaluator internal dapat akan di khawatirkan bertindak subjektif.
2)      Karena sudah memahami seluk-beluk program, jika evaluator yang di tunjuk kurang sabar, kegiatan evaluasi akan dilaksanakan dengan tergesa-gesa sehingga kurang cermat.

2.    Evaluator Eksternal (External Evaluator)
Yang dimaksud dengan evaluator luar adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan implementasi program. Mereka berada di luar dan diminta oleh pengambil keputusan untuk mngevaluasi keberhasilan program atau keterlaksanaan kebijakan yang sudah diputuskan. Melihat bahwa status mereka berada di luar program dan dapat bertindak bebas sesuai dengan keinginan mereka sendiri maka tim evaluator luar ini biasanya dikenal dengan nama tim bebas tau Independent Team.[7]
a.    Kelebihan:
1)   Dikarenakan tidak berkepintangan atas keberhasilan program maka evaluator luar dapat bertindak secara objektif selama melaksanakan evaluasi dan mengambil kesimpulan. Apapun hasil evaluasi, tidak akan ada respons emosional dari evaluator karena tidak ada keinginanuntuk memperlihatkan bahwa program tersebut berhasil. Kesimpulan yang dibuat akan lebih sesuai dengan keadaan kenyataan.
2)   Seorang ahli yang dibayar, biasanya akan mempertahankan kredibilitas kemampuannya dengan begitu, evaluator akan bekerja secara serius dan hati-hati.
b.    Kekurangan:
1)   Evaluator luar adalah orang baru, yang sebelumnya tidak mengenal kebijakan tentang program yang akan di evaluasi. Mereka berusaha mengenal dan mempelajari seluk-beluk program tersebut setelah mendapat permintaan untuk mengevaluasi. Mungkin sekali pada waktu mendapat penjelasan atau mempelajari isi kebijakan, ada hal-hal yang kurang jelas. Hal itu wajar karena evaluator tidak ikut dalam proses kegiatannya. Dampak dari ketidakjelasan pemahaman tersebut memungkinkan kesimpulan yang diambil kurang tepat.
2)   Pemborosan, pengambil keputusan harus mengeluarkan dana yang cukup banyak untuk membayar evaluator bebas.
Selanjutnya, evaluator manakah yang lebih baik? Sebaiknya, orang yang ditunjuk sebagai evaluator berasal dari dalam dan luar program, yaitu gabungan antara orang-orang di dalam program atau unsur kebijakan, di gabung dengan orang-orang dari luar. Dengan demikian, orang dalam dapat menjelaskan kepada orang luar tentang kebijakan yang tepat sehingga diperkirakan tidak akan terjadi manipulasi hasil. Hal ini akan menguntungkan pengambil keputusan atau pelaksana program.
Perbedaan menonjol antara evaluator luar dengan evaluator dalam adalah adanya satu langkah penting sebelum mereka melaksanakan tugas. Dikarenakan evaluator luar adalah pihak asing yang tidak tahu-menahu dan tidak berkepentingan dengan program, yang diasumsikan dengan seluk-beluk program maka terlebih dahulu tim tersebut perlu mempelajari program yang akan di evaluasi.
Hal-hal yang harus dipelajari oleh seorang evaluator meliputi tujuan program, komponen program, siapa pelaksananya, dan pihak-pihak mana yang terlibat, kegiatan apa saja yang sudah si laksanakan, dan gambaran singkat tentang sejauh mana tujuan program sudah dicapai.[8]
Sesudah evaluator betul-betul memahami program, barulah mereka menyusun rencana atau desain evaluasi.  Dalam proses memantapkan desain dan instrumen (paling tidak kisi-kisi instrumen) tim evaluator sebaiknya masih terus berhubungan dengan salah seorang personel atau dengan lebih baik lagi jika dapat melibatkan penanggung jawab program agar ketika sampai pada saatnya harus mengumpulkan data, evaluator tidak ragu-ragu lagi dalam melangkah.
D.  Kaitan Antara Tujuan Program dengan Tujuan Evaluasi Program
Secara singkat evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur ketercapaian program, yaitu mengukur seberapa jauh sebuah kebijakan dapat terimplementasikan.
Setiap kegiatan yang berprogram pasti memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai, begitu pula evalua­si program supervisi. pendidikan. Menurut Chester T. Mc Nerney tujuan evaluasi program supervisi pendidikan sebagai berikut : “The purpose of any program of evaluation is to discover the needs of the individuals being evalu­ated and then design learning experiences that will satisfy these needs”.
Secara umum dapat diartikan bahwa tujuan program evaluasi adalah meneliti atau menemukan kebutuhan­ kebutuhan setiap individu yang dinilai dan kemudian digunakan untuk merencanakan pengalaman belajar yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan setiap individu tersebut.
William H. Burton dan Leo J. Brueckner menje­laskan bahwa keefektifan supervisi pendidikan dapat dinilai dengan cara mengukur atau mendeskripsikan perubahan-perubahan atau perbaikan-perbaikan yang terjadi dalam keseluruhan program pendidikan.
Berikut ini beberapa contoh kegiatan sederhana yang merupakan program dan yang bukan program. [9]

1.    Kegiatan membaca
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menangkap isi bacaan. Sedangkan tujuan evaluasi kegiatan adalah untuk mengetahui apakah pembaca dapat menangkap isi bacaan yang dibaca.
2.    Program seminar
Tujuan program ini adalah untuk membahas suatu topik didalam forum peserta seminar. Sedangkan tujuan evaluasi program ini adalah untuk mengetahui (melalui pengumpulan data) apakah topik yang diajukan dalam seminar sempat dibahas, dan apakah peserta seminar mempunyai kesempatan untuk membahas topik yang diajukan dalam forum seminar.
3.    Program usaha kesehatan sekolah (UKS)
Tujuan program ini adalah untuk mengatasi masalah kesehatan siswa dan personel lain di sekolah yang bersangkutan. Sedangkan tujuan evaluasi programnya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang tertanganinya masalah kesehatan di sekolah, antara lain untuk mengetahui apakah layanan yang diberikan oleh UKS memuaskan bagi para siswa dan para personel lainnya. [10]
   Dari ketiga contoh diatas dapat ditentukan mana kegiatan yang merupakan penelitian dan yang bukan penelitian, tetapi juag sekaligus evaluasi program. Evaluasi program dilakukan dengan cara yang sama dengan penelitian. Jadi evaluasi program adalah penelitian yang mempunyai ciri khusus, yaitu melihat keterlaksanaan program sebagai realisasi kebijakan, untuk menentukan tindak lanjut dari program yang dimaksut.
Selanjutnya dapat diketahui bahwa evaluasi program diarahkan pada perolehan rekomendasi sehingga tujuan evaluasi program tidak boleh terlepas dari tujuan program yang akan di evaluasi. Keduanya saling terkait karena tujuan program itu merupakan dasar untuk merumuskan tujuan evaluasi program. Secara singkat dapat dibuat sebuah ketentuan bahwa: tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak tujuan program yang di evaluasi.
Ada dua macam tujuan evaluasi, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada masing-masing komponen. Agar dapat melakukan tugasnya maka seorang evaluator program dituntut untuk mampu mengenali komponen-komponen program.
Dalam menetukan tujuan program, evaluator program harus dapat menangkap harapan dari penentu kebijakan yang mungkin bertindak sebagai pengelola, atau mungkin juga tidak. Sebelum melakukan evaluasi, kita harus mencermati program dan merenungkan apa yang menjadi tujuan evaluasi program? Pada bagian yang lalu sudah disebutkan bahwa tujuan evaluasi program dirumuskan bertitik tolak pada tujuan program.
Untuk mempermudah mengidentifiksi tujuan evaluasi program, kita harus memperhatikan unsur-unsur dalam kegiatan atau penggarapannya. Ada tiga unsur penting di dalam kegiatan atau penggarapan suatu kegiatan, yaitu:
a.       What= apa yang digarap,
b.      Who = siapa yang menggaprap, dan
c.       How = bagaiamana menggarapnya.
Dengan memfokuskan perhatian pada tiga unsur kegiatan tersebut, paling sedikit dapat di identifikasi adanya tiga huruf komponen kegiatan, yaitu komponen tujuan, pelaksana kegiatan, dan prosedur atau tekhnik pelaksana.[11]



[1] Suharsimi Arikunto, dkk. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa Pendidika. Jakarta: Bumi Aksara. 2009. Halm, 18-21
[2] Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. Halm, 6
[5] Loc.cit, Halm 22-23
[6] Op.cit, Halm, 23-24
[7] Op.cit, Halm, 24
[8] Op.cit,Halm, 24-25
[9] Op.cit, Halm, 25-26
[10] Op.cit, Halm, 26-27
[11] Op.cit, Halm, 27-28
0 Responses

Posting Komentar

a
s