PERKEMBANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Filsafat muncul dari sebuah pemikiran dan semua ilmu memiliki filsafat tersendiri dan pemikiran itu sendiri diragukan oleh sang pemikir jika belum ditemukan kebenarannya, untuk mengatakan itu benar perlu menuangkan pemikiran sehingga sang pemikir meyakininya apa yang ia temukan.
Sejarah dan Filsafat Islam perlu kita kaji sedetail mungkin, karena ini adalah sebahagian dari ilmu yang mayoritas berkembang lambat laun dan banyak orang belum memahami tentang sejarah dan perkembangan filsafat dalam Islam, karena sejarah dan filsafat Islam adalah satu dari sekian banyak ilmu yang sukar didalami.
Meski pada umumnya Filsafat Islam dipercayai sebagai berawal dari Al-Kindi (801-873), tetapi ada catatan bahwa orang Islam yang pertama yang disebut sebagai filosof adalah Iransyahri. Pemilihan Al-Kindi sebagai filosof pertama dalam sejarah Islam tentu terkait dengan kenyataan bahwa Al-Kindi lah orang yang pertama yang berusaha merumuskan secara sistematis apa itu filsafat Islam. Dia memang dikenal sebagai orang Mu’Tazili (pengikut Mazhab Rasionalistik dalam teologi Islam), karena posisinya sebagai filosof awal Islam dan dialah yang menulis buku (Al-Falasafah Au-l-‘Ula). Dalam buku ini Al-Kindi menunjukkan bahwa concern (Filsafat Pertama) atau Metafisika, sesungguhnya sama dengan teologi, yakni tentang Tuhan.
a. Filosofis Al-Kindi pada tahun (801-873). Pada masa awal Islam filsafat ini berkembang secara perlahan-lahan, hingga dapat mempengaruhi beberapa tokoh Islam pada masa itu, sebagai bukti bahwa disini mulanya filsafat Islam, Al-Kindi pernah menulis sebuah buku yang berjudul (Al-Falasafah Au-l-‘Ula).
b. Filosofis Al-Farabi pada Tahun (870-950). Pada masa ini Al-Farabi dikenal sebagai tokoh filosofi Islam yang mengambil teori berfilsafat dari Al-Kindi dan dikembangkan melalui karya karyanya.
c. Filosofis Ibnu Sina pada tahun (980-1037). Pada masa ini Ilmu filsafat Islam dikembangkan oleh Ibnu Sina menjadi berbagai demensi kedesiplinan Ilmu dalam filsafat Islam, sehingga Ibnu Sina berhak mendapat julukan sebagai Filosofis Peripatetik muslim orang barat menyebutkan Par Excellennce, padahal pada masa itu Ibnu Sina baru berusia sepuluh Tahun, dan dan ia mahir dalam mendalami ilmu kedokteran disaat usianya enam belas tahun, Ibnu Sina pernah berguru kepada Al-Farabi dalam ilmu Filsafat, sebagaimana yang tercantum dalam autobiografinya; ia terang-terangan mengakui berutang budi kepada Al-Farabi, dan ada juga pendapat Ibnu Sina yang bertentangan dengan pendapat Al-Farabi tentang filsafat. Kemudian berbagai masalah dalam filsafat Yunani mendapat kesempatan untuk dikembangkan lebih jauh dalam lingkungan pemikiran Islam. Dan setelah itu barulah muncul para tokoh-tokoh filsafat dalam Islam diantaranya adalah tokoh Filsafat dari Negara Andalusia, seperti Ibnu Bajjah, Ibnu Thufa’il dan Sebagainya.
Sejarah dan perkembangan filsafat dalam teologi Islam secara umum yakni hanya menyebutkan tiga tokoh Filosofi dalam Islam, karena ketiga tokoh ini orang yang pertama sekali mengembangkan ilmu filsafat dalam Islam sesuai dengan perkembangannya dan ketiga tokoh filosofi ini dalam mengembangkan Ilmu Filsafatnya tidak terlepas dari teori Aristotelian dan Plato yang disebut dengan Neo-Platonik. Pengikut Plato dikenal dengan sebutan Neo-Platonisme dan didirikan oleh seorang Mesir, Ammonius Saccas, tokoh aliran Neo-Platonisme adalah Plato Aliran ini menjadi pengaruh besar terhadap perkembangan pemikiran dalam Islam.
Perkembangam filsafat dalam Islam yang sangat terkenal dalam dunia pendidikan berkembang pada dua wilayah yaitu wiliyah Islam Timur dan wilayah Islam Barat, dari Islam Timur dipromotori oleh filoshofy: Al-Kindi, Al-Razi, Al-farabi, Ikhwan Al-shafa, Ibnu Maskawaih, Ibnu Sina, Al-Ghazali dan Suhrawadi Al-Maqthul. Dari Islam barat : Ibnu Bajjah, Ibnu Thufail dan Ibnu Rusyd, untuk kejelasanya silahkan baca buku Filsafat Islam karangan K-H. Musthofa. .Cikal bakal sejarah perkembangan filsafat Islam lahir dari para ahli pikir (para filoshofy), dan hasil pemikiran mereka patut diacung jempol, mayoritas karangan para filsofy muslim menjadi pijakan awal bagi para tokoh-tokoh islam zaman sekarang.oleh karena demikian kontribusi para filshofy muslim zaman dahulu ,untuk bangsa sangat baik kususnya dalam dunia pendidikan.
Dalam Perkembangan Filsafat banyak Aliran aliran yang muncul, yang mana aliran ini muncul menurut pemikiran masing-masing tokoh filosofi dan aliran ini perlu penulis sebutkan sekaligus dengan sang pencetusnya.
1. Aliran Neo Platonik yang dicetus oleh Aristatoles berkembang pada Abad ke Empat sebelum Masehi.
2. Aliran Peripatetisme Aliran ini tidak jauh beda dengan aliran Neo Platonik karena teori yang digunakan dalam pengembangannya lebih banyak memakai dari teori Aristatolian. Dan Aliran ini dikembangkan oleh Tiga Tokoh Filosofi Muslim yaitu Al-Kindi, Al-farabi dan Ibnu Sina, muncul dan berkembang pada tahun (801-1037).
3. Aliran Teologi dan Mistisisme, Aliran ini lebih mendekati kepada ‘irfan’ (tasawuf), Aliran ini dicetus oleh Al-Ghazali, berkembang pada tahun 105-1111.
4. Aliran Peripatetisme Murni, aliran ini lebih kepada mengkritisi aliran yang dikembangkan oleh Al-kindi, Al-farabi dan Ibnu sina. Pencetusnya adalah Ibnu Rusdy, Aliran ini berkembang pada tahun 1126-1198.
5. Aliran Filsafat Mistikal, Aliran ini dicetus oleh Fakhrudin Ar-Razi, berkembang pada tahun 1126-1209 dan masih banyak Aliran lain yang tidak penulis sebutkan, Aliran aliran ini berkembang terus hingga kepada Aliran Hikmah Muta’aliyah yang dikembangkan oleh Mulla Shadra pada tahun 1571-1640.
Setelah kita melihat perkembangan aliran dalam Filsafat, lalu bagaimana tentang perkembangan aliran dalam Filsafat Islam, Dalam filsafat Islam ada berbagai Aliran yang berkembang sebagaimana yang termaktub dalam buku “Buku Saku Filsafat Islam” yang ditulis oleh Haidir Bagir.
Ada sedikitnya lima aliran dalam filsafat Islam: Pertama, Teologi Dialektik (Ilmu Al-Kalam), Kedua, Peripatetisme (Masysya’iyyah), Ketiga, Iluminisme (Isyraqiyyah), Keempat, Sufisme (Tasawuf), Kelima, Filsafat Al-Hikmah Al-Muta’aliyyah.
Dari berbagai macam aliran dalam Filsafat atau Filsafat Islam penulis menyimpulkan bahwa dalam aliran-aliran tersebut ada kemiripan diantara satu dengan yang lain, yang berbeda adalah dalam metode pengembangannya saja, seperti Aristatoles memakai metode Epistemologi dan bersifat Deduktif-Silogistik, yakni prosedur untuk mendapatkan kesimpulan dari mempersandingkan dua pernyataan yang sudah disepakati terlebih dulu nilai kebenarannya, sedangkan beberapa tokoh filosofi Islam juga menggunakan metode tersebut.
Posting Komentar