KOMPONEN TUJUAN, JENIS, DAN
FAKTOR-FAKTORNYA

  1. Komponen Tujuan
Menurut Andri Chandra, dalam perspektif tujuan dapat dilihat secara jelas dalam UUD Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan yang merupakan pendidikan pada tataran mikroskopik, selanjutnya dijabarkan kedalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin di capai dari setiap jenis mapun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu. Dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan, pendidikan dasar san menengah di rumusskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut:
1.      tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, alat mulya, serta ketrampilan, untuk hidup mandiri mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2.      Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, alat mulya, serta ketrampilan, untuk hidup mandiri mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3.      Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, pepribadian, akhlak muliya, serta ketrampilan hidup mandiri dan mengikuti pendidika lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan kurikulum. Tujuan kurikulum dapat dispesifikasikan ke dalam tujuan pembelajan umum yaitu, berupa tujuan yang dicapai untuk satu semester, atau tujuan pembelajan khusus yang menjadi target pada setiap kali tatap muka
Menurut Nana Syaodih tujuan memegang peran penting, akan mewarnai keseluruhan komponen-komponen lainnya dan akan mengarahkan semua kegiatan mengajar tujuan kurikulum yang di rumuskan mengambarkan pula pandangan para pengembang kurikulum mengenai pengetahuan, kemampuan, serta sikap yang ingin di kembangkan. Tujuan  jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan isi atau konten, strategi dan media penbelajaran, dan evaluasi, nahkan dalam pengembangan kurikulum,tujuan ini dianggap sebagai dasar, arah, patokan dalam menentukan komponen-komponen yang lainnya.
Menurut Ahmad khoiron, tentang komponen tujuan merupakan suatu program yang di maksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran disekolah dapat diukur dari beberapa jauh dan berapa banyaknya pencapaian-pencapaian tujuan tersebut. Dalam setiap kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicatumkan tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Ivor K.Davies, menyatakan bahwa tujuan dalam suatu kurikulum akan mengambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbinar dari suatu proses pendidikan.Dengan demikian, suatu tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang di cita-citakan dari suatu kurikulum yang sifatnya harus merupakan sesuatu yang final(S.Nasution,1987).
Menurut Nana Sudjana, tujuan kurikulum pada hakekatnya bertujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik. Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka tujuan kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan.  Berdasarkan hakekat dari tujuan dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran atau bidang studi sampai kepada tujuan-tujuan pengajaran. Rumusan tujuan kurikulum tersebut harus terlebih dahulu di tetapkan sebelum menyusun dan menentukan isi kurikulum strategi pelaksanaan kurikulum dan penilaian atau evaluasi kurikulum. Hal ini dilakukan mengingat :
a)      Tujuan berfungsi menentukan arah dan corak kegiatan pendidikan.
b)      Tujuan akan menjadi indikator dari keberhasilan pelaksanaan pendidikan.
c)      Tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan tindakan dari para pelaksana pendidikan.

  1. Jenis-jenis Komponen

Menurut Nama Sudjana, jenis komponen meliputi, tujuan, isi dan stuktur monogram, strategi pelaksanaan, dan komponen evaluasi.
1.      Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum pada hakekatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik. Pendidikan nasional berdasarkan pancasila bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang mahaesa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,dan sebagainya.
 2.  Isi dan Stuktur kurikulum
Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan, pengembangan tyang terjadi dalam masyarakat menyangkut tuntutan dan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengutahuan ilmiah pada hakekatnya adalah kebudayaan manusia, yakni hasil cipta-karya dan karsa manusia yang telah diterima secara universal. Ada tiga pengetahuan dasar manusia, pengetahuan benar-salah (logika), pengetahuan baik-buruk (etika), pengetahuan yang berkenaan dengan indah-jelek. Ada tiga kategori cabang ilmu pengetahuan yakni ilmu pengetahuan alam, sosial, dan kelompok ilmu pengetahuan Humaniora.
3.      Strategi pelaksanaan kurikulum
Komponen strategi pelaksanaan kurikulummemberi petunjuk bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Ada beberapa unsurdalam strategi pelaksanaan kurikulum yakni, tingkat dan jenjang pendidikan, proses balajar mengajar, bimbingan penyuluhan, administrasi super visik, sarana kurikuler, dan evaluasi atau penilaian.
4.      Evaluasi kurikulum
      Dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan evesiensi, efektifitas, relevansi dan produktifitas program dalam mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Muhammad Ali jenis komponen meliputi,
  1. Komponen tujuan.
Tujuan kurikulum adalah arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelangaraan pendidikan.Dalam setiaap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan, karena tujuan menuntun kepada apa yang hendak dicapai, atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari suatu kegiatan.
2.      Isi kurikulum
Dalam Menentukan jenis pengalaman isi kurikulum, ada kalanya tujuan digunakan sebagai acuan, adalakanya sebaliknya, isi menjadi acuan bagi tujuan. Bergantung pada konsep, rancang-bangun, dan acuan filosofi yang digunakan. Kurikulum dipandang sebagai keseluruhan pengalaman belajar siswa yang diperoleh atas tanggung jawab siswa. Pandanagn ini membawa inflkasi terhadap isi kurikulum. Oleh karena itu, keberadaan isi kurikulum adalah semacam panduan bagi guru dan siswa dalam menyelengarakan proyek-proyek kegiatan yang berorientasi pada pemahaman dan pemecahan masalah-masalah kehidupan dan masalah sosial.
  1. Organisasi dan Metode
Organisasi kurikulum menunjukkan pada pengertian tentang bagaimana isi kurikulum yang berupa pengalaman belajar itu disusun dan diberikan kepada siswa. Isi kurikulum sebagaiman dijelaskan di ats diorganisasi secara terpadu, sehingga kurikulum terintegrasi.
  1. Evaluasi kurikulum
Komponen evaluasi sangat penting artinya bagi pelaksaan kurikulum. Hasil evaluasi dapat memberi petunjuk kepada apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak. Disamping itu, evaluasi juga berguna untuk menilai apakah proses kurikulum berjalan secara optimal atau tidak.

Menurut Lias Hasbian, Adapun kemponen–komponen kurikulum pada prinsifnya  terdiri dari empat macam komponen yaitu; tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
1.      Komponen tujuan
Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan kurikulum. Tujuan kurikulum dapat dispesifikasikan ke dalam tujuan pembelajan umum yaitu, berupa tujuan yang dicapai untuk satu semester, atau tujuan pembelajan khusus yang menjadi target pada setiap kali tatap muka.
2.      Komponen Materi
Komponen materi adalah komponen yang didesain untuk mencapai komponen tujuan.yang dimaksud komponen materi adalah bahan-bahan kajian yang terdiri dari  ilmu pengetahuan,nilai,pengalaman, dan keterampilan yang dikembangkan ke dalam proses pembelajaran guna mencapai komponen tujuan.Komponen materi harus dikembangkan untuk mencapai komponen tujuan, oleh karena itu komponen tujuan dengan komponen materi atau dengan komponen-komponen yang lainnya haruslah dilihat dari sudut hubungan yang fungsional.
3.      Komponen Metode
Komponen metode dapat dibagi ke dalam dua bagian yang dikenal dengan komponen metode dalam pengertian luas dan metode dalam pengertian sempit. Komponen metode dikatakan juga komponen proses karena metode berada pada proses. Komponen ini tidak kalahnya pentingnya dengan komponen lain,karena komponen metode akan menjawab bagaimana proses kurikulum yang ditempuh dapat mentransformasikan berbagai  macam nilai kedalam diri anak.Untuk membuat siswa barmutu jelas tidak bias dilakukan dengan mudah  seperti semudah membalik telapak tangan,untuk membuat siswa bermutu jelaslah membutuhkan waktu,media dan proses yang bermutu pula, karena itu, komponen media harus difungsikan secara baik dan benar agar komponen materi dan tujuan bias dicapai dengan baik pula.
4.      Komponen evaluasi
Komponen evaluasi adalah komponen kurikulum yang dapat diperbandingkan seperti halnya penjaga gawang dalam permainan sepak bola, memfungsikan evaluasi berarti melakukan seleksi terhadap siapa yang berhak untuk diluluskan dan siapa yang belum berhak diluluskan, karena itu siswa yang dapat mencapai targetlah yang berhak untuk diluluskan,sedangkan siswa yang tidak mencapai target (prilaku yang diharapkan) tidak berhak untuk diluluskan. Dilihat dari fungsi dan urgeni evaluasi yang demikian, Dari sudut komponen evaluasi misalnya, berapa banyak guru yang mengerjakan suatu mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikan guru dan ditunjang pula oleh media dan sarana belajar  yang memedai serta murid yang normal.

  1. Faktor-Faktor Komponen
            Menurut Franencis P. Hunkin menjelaskan pengaruh poilitik dalam pembentukan dan pengembangan sesuatu kurikukum. Menunjukan bahwa perkembangan kurikulum dipenuhi oleh proses politik, karena setiap kali pucuk pimpinan sesebuah negara itu bertukar, maka setiap kali kurikulum pendidikan akan dikaji semula. Dasar pelajaran kebangsaan yang termaktub dalam Akta pelajaran 1961 menitiberatkan aspwk-asoek yang berkaitan dengan perpaduan negara dan penghasilan tenaga kerja. Melalui kurikulum pendidikan disalurkan aktiviti-aktiviti yang boleh membentuk kepribadian dan perwatakan individu yang baik dan boleh membawa kearah perpaduan.
      Menurur Kamaruddin Hj. Husain, 1994.Berdasaarkan maklumat yang diperolehi daripada pelaksanaan kurikulum harus senantiasa mengubah kurikulum yang timbul serta bersedia mencari penyelesaian dalam mengubah kurikulum merupakan orang yang pentiang dalam.

            Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam sistem pemberian kompensasi oleh organisasi kepada karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini merupakan tantangan setiap organisasi untuk menentukan kebijaksanaan kompensasi untuk karyawaan. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
a.  Produktivitas
b.  Kemampuan untuk membayar
c.  Kesediaanuntukmembayar
d.  Suplaidanpermintaaneorganisasikaryawan
f.   Berbagiaperaturandanperundangundangan.

            Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi upah dan kebijakan kompensasi adalah sesuatu yang berada diluar perusahaan, seperti: pasar tenaga kerja, kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, dan serikat pekerja.
  • Pasar tenaga kerja mempengaruhi desain kompensasi dalam dua cara: pertama, tingkat persaingan tenaga kerja sebagai menentukan batas rendah atau floor tingkat pembayaran. Jika tingkat pembayaran suatu perusahaan terlalu rendah, tenaga kerja yang memenuhi syarat tidak akan bersedia bekerja diperusahaan itu.
  • Kondisi ekonomi Salah satu aspek yang juga mempengaruhi kompensasi sebagai salah satu faktor eksternal adalah kondisi-kondisi ekonomi industry, terutama derajat tingkat persaingan, yang mempengaruhi kesanggupan untuk membayar perusahaan itu dengan gaji tinggi.
  • Peraturan pemerintah, Pemerintah secara langsung mempengaruhi tingkat kompensasi melalui pengendalian upah dan petunjuk yang melarang peningkatan dalam kompensasi untuk para pekerja tertentu pada waktu tertantu, dan hukum yang menetapkan tingkat tarip upah minimum, gaji, pengaturan jam kerja, dan mencagah diskriminasi.
  • Serikat pekerja Pengaruh eksternal penting lain pada suatu program kompensasi kerja adalah serikat kerja, kehadiran serikat kerja di perusahaan sektor swasta di perkirakan meningkatkan upah 10 sampai 15 % dan menaikkan tunjangan sekitar 20-30 %. Serikat pekerja sudah cendrung untuk menjadi penentu untuk upah, manfaat dan meningkatkan upah kondisi kerja.
            Faktor-faktor yang menentukan pemilihan metode mengajar diantaranya:
1. tujuan khusus pembelajaran 2. karakteristik materi pelajaran 3. kemampuan guru 4. fasilitas yang tersedia. tujuan pembelajaran adalah rumusan hasil ujian belajar atau kemempuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti waktu pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, tujuan yang harus dirumuskan guru adalah tujan instruksional khusus TIK atau tujuan pengeimbangi tujuan yang khusus. Maka dari itu seorang guru harus bisa mengetahui dan memahami tentang kurikulum dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri.


REFERENSI
Hasibuan, Lias. 2010. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan, Gaung Persada : Jakarta.
Sudioyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Rineka Cipta: Jakarta.
Ali, Muhammad. 2008. Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Sinar Baru Algensindo: Bandung.
Sudjana, Nana. 2008. Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Sinar Baru Algensindo: Bandung.
0 Responses

Posting Komentar

a
s