PEMBAHASAN

A.  Prinsip-prinsip Pembelajaran
Interaksi antar manusia dapat terjadi dalam berbagai segi kehidupan di belahan bumi, baik dibidang pendidikan,ekonomi, sosial, politik budaya, dan sebagainya. Interaksi di bidang pendidikan dapat diwujudkan melalui interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan masyarakat , guru dengan guru, guru dengan masyarakat disekitar lingkungannya.
Apabila dicermati proses interaksi siswa dapat dibina dan merupakan bagian dari proses pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Corey (1986 ) dalam Syaiful Sagala dikatakan bahwa Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.[1]
Telah dipahami belajar adalah berubah. Berubah berarti belajar, tidak berubah berarti tidak belajar. Itulah sebabnya hakikat belajar adalah perubahan. Tetapi tidak semua perubahan berarti belajar. Agar setelah melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang efektif dan efesien tentu saja diperlukan prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat melapangkan jalan kearah keberhasilan. Maka calon atau pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, ialah prinsip belajar yang dapat terlaksana dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Dan demikianlah susunan prinsip-prinsip belajar :
1.         Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan bimbingan untuk mencapai tujuan intruksional,
2.         Belajar bersifat keseluruhan dan materi ini harus memiliki struktur penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya,
3.         Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional,
4.         Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap menurut perkembangannya,
5.         Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery,
6.         Belajar harus dapat mengembangkan kemempuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya,
7.         Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang,
8.         Belajar memerlukan lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar yang efektif,
9.         Belajar perlu ada interaksi,
10.     Belajar adalah proses kontiguitas sehinga mendapatkan pengertian yang diharapkan.
11.     Repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian itu mendalam pada siswa.
Pemebelajar merupakan suatu aktivitas (proses) yang sistematis dan sistemik yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen tidak bersifat persial (terpisah), tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan pengelolaan pembelajaran. Seorang guru harus mengerti, memahami dan menghayati berbagai prinsip pemebelajaran, sekaligus mengaplikasikannya dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Prinsip-prinsip pembelajaran ini muncul dari penemuan para ahli dalam bidang psikologi kemudian diaplikasikan dalam bidang pendidikan sehingga lahirlah prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu :
1.    Aktivitas
Belajar yang berhasil mestilah melalui berbagai macam aktifitas, baik fisik maupun psikis. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal, sekaligus mengikuti prosesa pengajaran (proses perolehan hasil pembelajaran) secara aktif. [2]
2.    Azas Motivasi
Seorang pengajar harus dapat menimbulkan motivasi anak. Motivasi ini sebenarnya banyak dipergunakan dalam berbagai bidang dan situasi, tapi dalam uraian ini diarahkan pada bidang pendidikan, khususnya bidang proses pembelajaran. Menurut Crider, motibasi adalah “sebagai hasrat, keinginan, dan minat yang timbul dari seseorang dan langsung ditujukan kepada suatu objek”.[3]
3.    Azas Individualitas
Individu adalah manusia, orang seorang yang memiliki pribadi jiwa sendiri. Kahalusan jiwa itu menyebabkan setiap individu memiliki karakteristik sendiri dalam kedudukannya di tengah-tengah komunitas, masing-masin memiliki individual defsirence (Farq Fardiyah).
4.    Azas Keperagaan
Peragaan meliputi semua pekerjaan panca indra yang bertujuan untuk mencapai pengertian pemahaman sesuatu hal secara lebih tepat dengan menggunakan alat-alat indera. Alat indera merupakan pintu gerbang pengetahuan. Untuk memiliki sesuatu kesan yang terang dari peragaan, maka individu harus mengamati bedanya tidak terbatas pada luarnya saja, tapi harus pada macam seginya, dianalisis, disusun, dikomparasikan, sehingga dapat memperoleh gambaran yang lengkap.
5.    Azas Ketauladanan
Ketauladanan dalam pendidikan adalah metode influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan social anak. Hal ini adalah karena pendidik merupakan contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya dalam tindak tanduknya. Dan tata santunnya, dasadari atau tidak bahkan berpatri dalam jiwa dan perasaannya gambaran seorang pendidik, dan tercermin dalam ucapan dan perbuatan materil dan spritual atau tidak diketahui.[4]
6.    Azas Pembiasaan
Pembiasaan adalah upaya praktis dalam pembinaan dan pembentukan kepribadian anak. Hasil dari pembiasaan bagi anak didik adalah terciptanya suatu kebiasaan bagi anak didik. Kebiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu sifatnya otomatis, tanpa direncanakan terlebih dahulu, dan berlaku begitu raja tanpa dipikirkan lagi.[5]
7.    Azas Korelasi
Azas korelasi adalah asas yang menghendaki agar materi pembelajaran antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya disajikan secara terkait dan integral.
8.    Azas Minat dan Perhatian
Setiap individu mempunyai kecenderungan fundamental untuk berhubungan dengan sesuatu yang ada dalam lingkungannya. Apabila sesuatu itu memberikan kesenangan kepada dirinya, kemungkinan ia akan berminat terhadap sesuatu itu. [6]

B.  Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2008) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut :
1.    Prinsip ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan.
2.    Tanggung jawab perseorangan yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
3.    Interaksi tatap muka yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dan anggota kelompok lain.
4.    Partisipasi dan komunikasi yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
5.    Evaluasi proses kelompok yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka dengan lebih efektif.[7]



KESIMPULAN

Dari pemaparan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya prinsip-prinsip pembelajaran adalah prinsip belajar yang dapat terlaksana dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Dan prinsip-prinsip pembelajaran dapat disusun menjadi 11 prinsip-prinsip :
1.        Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
2.        Belajar bersifat keseluruhan,
3.        Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement,
4.        Belajar itu proses kontinyu,
5.        Belajar adalah proses organisasi,
6.        Belajar harus dapat mengembangkan kemempuan tertentu,
7.        Belajar memerlukan sarana yang cukup,
8.        Belajar memerlukan lingkungan yang menantang,
9.        Belajar perlu ada interaksi,
10.    Belajar adalah proses kontiguitas sehinga mendapatkan pengertian yang diharapkan.
11.    Repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali.
Dan prinsip-prinsip pembelajaran itu masing-masing komponen tidak bersifat persial (terpisah), tetapi teratur, saling bergantung, komplementer dan berkelanjutan. Sehingga diaplikasikan lahirlah prinsip-prinsip pembelajaran :
1.        Aktifitas
2.        Azas Motivasi
3.        Azas Individualitas
4.        Azas Keperagaan
5.        Azas Ketauladanan
6.        Azas Pembiasaan
7.        Azas Korelasi
8.        Azas Minat dan Perhatian.


[1]  Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008) halm
[2]  Piaget dalam Ahad Qohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) halm 6
[3]  S. Nasution, Azas-azas Mengajar (Bandung: Jemmars tt) halm 103
[4]  Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, op.cit. halm  40
[5]  Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metode Pengajaran Agama Islam dan Bahasa Arab, halm 110
[7]  Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010)halm 212
0 Responses

Posting Komentar

a
s